Sunday, 27 June 2010

Serba Okrestra


Kalau saya setor tabungan di bank Mandiri cabang Purwakarta, saya suka melihat TV dengan tayangan acara Mandiri Fiesta pas nunggu. Kayaknya sih itu rekaman sehingga pagi, siang atau sore, acaranya Mandiri Fiesta. Pastinya tidak mungkin acara Kemilai BCA atau BRI dihati … hehehehe. Beberapa cabang Mandiri yang lain juga punya TV di ruang tunggunya tapi acaranya adalah acara yang sedang berlangsung di stasiun TV pada jam itu. Kalau menjelang siang ya Insert di Trans TV .. :-D

Yang beda dari acara itu adalah hiburan musiknya selalu diiringi orchestra. Lagu apapun kayaknya diiringi segerombolan orchestra. Saya memang tidak pernah selalu nonton acara itu tapi rasanya tiap kali nonton selalu diiringi orchestra. Apa memang pesanan direksi Mandirinya seperti itu? Rasanya aneh aja pas The Massive main lalu diiringi orchestra. Rasanya gak pas saja. Beberapa penampilan artis yang kalau di lagu aslinya enak (menurut saya) jadi aneh. Rame dan rame. Kemarin itu Raffi Ahmad dan Yuni Shara yang nyanyi 50 Tahun Lagi dan dimeriahkan anu anu orchestra. Semuanya jadi serba orchestra selalu.

Kata saya yang cuma bisa menikmati musik, beberapa lagu memang menjadi bagus dan keren saat dibawakan dengan orchestra. Misalnya lagu “ sempurna” Andra and The Backbone yang dibawakan dengan aransemen orchestra oleh Gita Gutawa. Warna suaranya Gita memang pas dan lagunya memang enak dibawakan dengan format orchestra. Orkestra membawakan kesan ramai dan megah. Tapi lagu yang soul nya simple memang enak dibawakan dengan sederhana. Kalaupun mau pake iringan orchestra kayaknya harus diramu dengan cerdas agar tidak menjadi aneh. Misalnya Pitbull tampil, orchestra sepertinya bukan pilihan yang tepat. Kata saya, gak semuanya harus dibawakan secara orchestra. Sama halya dengan tidak setiap hari kita makan dengan lauk ayam. Apakah ayamnya disate, diopor, dikecap atau digoreng .. tetap saja bosan jadinya.

Apakah lagu resmi Piada Dunia 2010, Wavyn, cocok dibawakan dengan orchestra? anyway, acara ini ada hubungannya dengan produsen alat kontrasepsi gak ya ... :-D

Saturday, 26 June 2010

Photo Liburan

Tak ada narasi atau cerita panjangnya tapi berikut ini adalah photo-photo selama liburan UAS semester delapan. Kayaknya ada request juga dari ketua kelas saya, Sandi Syamsudin, untuk upload beberapa photo di sini. Lumayan nampang. Kali-kali pembaca blog ini ada banyak. Hahahaha. 





ini adalah jembatan layang terkenal di Bandung. Saya lupa namanya. (terkenal kok namanya bisa dilupakan :-D). Land mark baru di Bandung. Sayangnya beberapa hari sebelum saya ke sana, ada kejadian kekerasan oleh geng motor Bandung. Dua korban mati ditusuk. Lumayan serem.




Coba deh perhatikan dengan seksama iklan ini. Unik dan kreatif. Pembuatnya mencoba menggunakan nilai lokal untuk menarik perhatian masyarakat. Kalau di Jakarta kayaknya tag iklannya bakal jadi The Jak pakai anu .... hehehehe. Mas Sandi sendiri kenapa tidak pakai motor Honda ya? Malah Yamaha ....







Nah ini dia, laki-laki tangguh. Buat yang cari calon suami, ini sudah lolos uji kalau masalah kekuatan. Jakarta-Bali-Jakarta dengan Kimko. Mantap kan .... Meskipun masih capek tapi tetap senyum apalagi kalau ada yang ambil photo. hehehe. Nah, nah ... pemuda kuat nan murah senyum ini namanya Jani Handoyo. Pengen kenalan, PM saja Sandi Syamsudin. 






Ini masih Jani. Katanya biar afhdol kalau sudah lewat Bandung, dia mau photo-photo di depan gedung sate. Motor-motoran ke kota Bandung hanya untuk berphoto di depan gedung ini saja lho .... Niat bener Mas Jani ini. 




Ini dia penganan khas Garut yang baru pertama kali saya lihat. Ternyata bukan hanya dodol saja yang khas di sana tapi ini ada kue namanya " boroyot ". Saya pikir namanya kurang menjual karena kata boroyot dalam bahasa sunda menggambarkan keadaan - misalnya - ranjang yang rubuh ke bawah karena ditiduri orang dengan berat yang luar biasa. Namanya bisa saja diambil dari fisik kue nya yang besar di bagian dasarnya. Bahan dasarnya dari tepung beras dan gula merah. Cara bikinnya nanti bakal diajarin sama teh Farah Quinn. :-D




Ini dia ... Model sohor asal kota Priangan. Gaya pisan pose nya .... 











Ini orang jago banget mancingnya. Dia berhasil macing se-ember ikan. Lemparan pancingnya langsung disabet ikan-ikan dalam hitungan kurang dari  semenit. Jago bener ya.... 








Ini adalah pemandangan di lapangan adu domba. Bagus lah tempatnya. Banyak gunung, banyak sawah dan banyak dombanya. 

Susahnya memulai



Kecuali hobi, memulai sesuatu yang baik rasanya berat bagi saya. Saat libur kuliah berakhir, mulai focus pada kuliah rasanya sulit sekali. Setelah libur latihan fitness dua bulan, memulai untuk datang ke fitness centre rasanya mudah untuk cari alasan agar tidak datang. Setelah lama tidak mengaji, datang ke pengajian akan digoda setan lebih kuat. :-D

Seperti hari ini, kemarin lusa saya sudah datang lagi ke tempat latihan. Saat liburan, saya sudah janji untuk segera memulai lagi latihan setelah melihat perut yang berkembang tiada teratur, makan yang seenaknya dan hari-hari penuh dengan kesantaian. Latihan hari pertama mesti menjadi adaptasi lagi, power yang berkurang dan lupa gerakan ini dan itu. Tapi lupa juga wajar karena tiap trainer punya pandangan sendiri tentang urutan latihan dan kebetulah ada trainer baru di fitness centre. Latihan hari itu memang mantap, the trainer really hit my body. Sampai saya menulis, dada dan tangan saya terasa pegal sangat. Bahkan mengangkat tangan untuk buka baju saja sampai terasa berat. Lemah sekali ya badanku :-D

Nah, setelah berani memulai, ternyata memulai lagi latihan setelah badan terasa sakit semua lebih susah. Kayaknya saya berencana latihan kaki kemarin tapi ya … akhirnya kemarin berakhir dengan ya ya ya. Saya janji hari ini akan latihan bahu setelah selesai kuliah :-D

Lumpur siapa ini?


Saya pernah menanyakan apa arti sebuah kata saat kata tersebut hanya menjadi alat permainan untuk mengaburkan makna dan memperdaya kata tersebut untuk tujuan yang jahat atau tidak jantan. Sebagai contoh mengatakan bahwa penyerangan kapal kemanusiaan oleh Israel sebagai tragedy dan mengutuknya tanpa ada tindak lanjut berikutnya adalah coward. Mungkin, para pemimpin itu hanya memenuhi aspirasi dari masyrakatnya tanpa merusak hubungan mesra dengan aliansi negara-negara pendukung Israel. Jahat sekali mereka yang memutar-mutar kata dengan maksud itu.

Kemarin, saya mendapat pencerahan tentang luapan lumpur yang terjadi di Sidoarjo. Meskipun banyak dari masyarakat sudah kenal dengan istilah lumpur Lapindo namun saya yakin bahwa kita tidak terlalu tahu istilah resmi yang digunakan dalam dokumen pemerintah. Istilah lumpur Lapindo atau lumpur Sidoarjo adalah istilah yang umum digunakan dalam pembicaraan dan pemberitaan. Namun istilah resmi yang digunakan pemerintah adalah lumpur Sidoarjo. Saya memang kesulitan mengecek dalam mata anggaran detail di APBN karena klasifikasi di sana dalam bentuk gelondongan besar organisasi atau jenis belanja. Mungkin kita bisa menemukan istilah yang sebenarnya digunakan dalam anggaran kementerian koordinator kesejahteraan atau anggaran kabupaten Sidoarjo. Tapi saya membaca peraturan yang menjadi dasar pendirian badan penanggulangan lumpur sidoarjo dan lumpur sidoarjo adalah istilah yang digunakan disana. Mungkin banyak yang tidak sadar dengan perbedaan arti kedua kata tersebut namun kesan bahasa yang ditimbulkan akan berbeda saat kita menggunakan lumpur lapindo atau lumpur sidoarjo. Lumpur lapindo akan menunjukan bahwa lumpur ini terjadi akibat pengeboran minyak yang dilakukan PT Lapindo Brantas. Dengan berbagai debat dan alasan yang akhirnya menyebutkan bahwa luapan juga disebabkan bencana alam. Saya pribadi yakin bahwa lumpur tidak akan serta merta meluap tanpa ada yang menggali tanah. Lumpur Sidoarjo akan menjadikan luapan lumpur sebagai kejadian di daerah Sidoarjo yang menjadi tanggung jawab pemerintah karena namanya adalah lumpur Sidoarjo sedangkan penguasa Sidoarjo adalah republik Indonesia.

Bisa saja dengan kekuasaan orang-orang yang memiliki kepentingan, istilah lumpur Lapindo dipelintir menjadi lumpur Sidoarjo. Cerita ini mungkin bisa dipastikan diketahui oleh orang-orang yang menyusun dan membuat istilah untuk klasifikasi dokumen anggaran pemerintah. Mungkin ini hanya sebuah kata tapi kata tersebut memiliki makna yang jelas tentang siapa yang harusnya merasa sangat bersalah dan bertanggungjawab. Ah, itu lumpur siapa ?

Tuesday, 22 June 2010

Sudah Reformasi

Kemarin, saya menelepon kawan saya yang ada di kampus untuk menanyakan masalah pengumuman kelulusan dan pembagian kelas. Hari itu semestinya hari pertama kami kuliah dalam semester baru berdasarkan jadwal kuliah angkatan kami. Sayangnya hingga jam 10 pagi, belum ada pengumuman apa-apa. Pun demikian beberapa hari sebelumnya dan alasannya adalah pengumuman belum ditandatangani pejabat. Katanya pejabat tersebut sibuk. Kawan saya pun mengatakan pada saat saya berkata “ bagaimana sih kerja dari secretariat kampus ? “. Dia menjawab kalau kita tenang saja, kan mereka sudah mengalami reformasi birokrasi. Saya bantah dengan mengatakan reformasi bagaimana kalau masalah mengumumkan kelas seperti ini saja lama. Abaikan dulu masalah dosen yang belum diberitahu secretariat untuk mengajar sehingga si dosen terheran-heran saat mahasiswanya bertanya kapan bisa mengajar. Mungkin saja, surat permintaan mengajarnya terselip atau digondol tikus.

Kalau kawan saya mengatakan bahwa kampus sudah mengalami reformasi maka saya ingin bertanya apakan reformasi birokrasi ini sama dengan kesan yang ada di masyarakat bahwa reformasi birokrasi sama dengan remunerasi. Padahal remunerasi adalah konsekuensi dari kontrak kinerja yang harus lebih baik. Sri Mulyani pernah mengatakan kalau remunerasi dicabut maka dia tidak bisa menuntut kinerja yang lebih baik. Katakanlah para pegawai telah diberi budi baik berupa kenaikan tunjangan dan sebagainya maka pegawai tersebut bisa ditanyakan balas budinya. Kinerja mestinya berkaitan dengan user dari pekerjaan instansi tersebut. Siapa user kampus STAN : instansi pengguna lulusan dan para mahasiswa. Instansi meminta sejumlah lulusan dengan kualifikasi tertentu maka STAN mesti memenuhi standar permintaan tersebut. Mahasiswa meminta layanan penyediaan pendidikan yang baik dan berkualitas maka STAN harus memenuhi. Dosen yang berkualitas, system yang padu dan berjalan benar dan jelas. Saya yakin, hingga saat ini kampus masih terus berbenah dan terlihat pada perbaikan fasilitas sehingga menjamin kenyamanan proses edukasi. Sayangnya, masalah seperti dosen, jadwal dan lain-lain masih tidak berjalan baik. Ya, contohnya pengumuman ini dan itu yang lama bahkan cenderung diumumkan pada hari pertama kuliah. saya menginginkan alasan yang lebih berkualitas selain kata sibuk apabila ada keterlambatan pelayanan agar kata sudah mengalami reformasi mengalami pemaknaan yang lebih baik.

Pretty Woman


Ini adalah film lama yang terkenal. Terkenal dengan lagu “ it must have been love “. Saya mungkin terlambat namun tidak lebih buruk daripada tidak pernah menonton film terkenal ini sama sekali. Bukan hanya merasakan romantismenya namun saya selalu penasaran dengan sebuah film yang terkenal. Saya merasa lengkap saja.

Ada satu bagian dari cerita ini yang mengesankan yaitu konflik antara Edward dengan Morse. Saya tidak ingin ceritakan detail konfliknya namun yang ingin saya tekankan adalah penyelesaiannya. Konflik yang awalnya hendak diselesaikan dengan win lose akhirnya dapat diselesaikan win win. Win lose memang kadang tidak menyenangkan karena biasanya bersifat emosional. Ada dua kutub yang saling berlawanan sehingga rasa senang bertubrukan dengan rasa kecewa. Tapi Edward bisa mengarahkan konflik win lose menjadi win win sehingga pihak lawan menjadi semakin terkesan. Saya pribadi lebih menyukai win win solution karena lebih bijaksana. Saat ada solusi yang baik bagi semuanya maka pemilihan solusi satu menang satu kalah adalah tanda pribadi yang gemar berkonflik.

Film kadang memberikan banyak pelajaran baik nilai yang bagus maupun nilai yang busuk. Saya belajar tentang negosiasi di sini. Saya teringat pada kuliah ini karena saya baru dapat kuliah ini semester delapan yang sudah lalu. Well, saya tidak akan bicara panjang lebar tentang ketidaksukaan saya dengan dosennya tapi hanya sedikir merenung tentang dekadensi-dekadensi kemampuan saya untuk bersaing. Saya sadar dengan ketidakkonsentrasian saya pada kuliah dan banyak ter-distract pada rona rona yang remeh temeh. Lalu bagaimana lagi saya membangun kepercayaan pada kemampuan diri sendiri. Saya mestinya belajar pada Vivian yang akhirnya mau percaya untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Vivian mau untuk menyelesaikan SMA nya. Atau pada Edward yang berani untuk mengatasi phobia ketinggiannya.

Harusnya saya belajar untuk focus dan focus. Saya lupakan saja cerita kejayaan saya yang mampu bertahan di tengah badai karena saya mudah goyah dengan agin sepoi-sepoi sekarang. Ayolah!

Ke Dokter


Sudah hampir tiga minggu, kuping kanan saya terasa mendengung. Sensasinya seperti sedang naik mobil dalam jangka waktu lama. Katanya dengung karena ada perbedaan tekanan udara. Saya sudah berencana periksa ke dokter umum ASKES pada awal bulan ini. Sayangnya, dugaan bahwa ini akan sembuh dengan sendirinya membuat saya menunggu sampai tiga minggu. Saya sih menduga kalau ada kapas cotton bud tertinggal karena pada saat saya membersihkan kuping kanan dengan cotton bud, terasa ada serpihan kapas bergerisik.

Kondisi kuping kanan makin lama makin tidak nyaman karena setiap kali menunduk, kuping akan terasa tertutup sehingga saya harus menekan nekan cuping agar terdengar lagi. Akhirnya saya pergi ke klinik Hasanah, klinik ASKES saya. Sayangnya klinik tersebut sekarang sudah tidak beroperasi lagi di Sadang sehingga saya harus ke kantor ASKES dulu untuk memindahkan klinik berobat ASKES nya ke Klinik Asri di seberang Griya Asri. Dokter umum di sana merujuk saya ke dokter THT di RSUD Bayu Asih karena harus ditangani oleh dokter dengan peralatan yang memadai. Wow, rasanya kayak sesuatu yang serius. Saya sebenarnya minta ke RS lain namun rujukan ASKES di Purwakarta hanya ke RSUD Bayu Asih. Bukannya masalah harga namun kredibilitas pelayanan RSUD Bayu Asih sangat menghawatirkan. Saya membuka status di facebook dengan tag Bayu Asih dan teman-teman saya yang berasal dari Purwakarta memberikan komentar negative. Bahkan ada yang memelesetkannya menjadi Bayu Antep. Pada akhirnya, saya akhirnya melanjutkan pengobatan ke sana. Catatan saya antara lain pendaftaran yang tidak terstruktur, tanpa informasi pendaftaran yang memadai, masih ada system – saya tetangga pak anu, ruang tunggu minimum dengan waktu tunggu hampir satu jam dan ketidakjelasan dokter spesialisnya sedang apa. Satu jam berlalu, akhirnya saya masuk ke ruang praktik. Kata dia, ada gumpalan kapas tertinggal dan infeksi. Akhirnya kuping saya disedot dan kapas ditarik dengan kawan lengkung. Sebuah gumpalan kapas yang besar apabila dibandingkan dengan kuman atau bakteri. J Rasanya plong sekali setelah kapas itu hilang. Dokter menuliskan resep cakar ayam berupa obat tetes dan obat minum.

Salah satu obat yang diresepkan adalah CTM untuk alergi. Efek samping obat itu adalah rasa ngantuk. Akhirnya dua hari setelah berobat, pagi-pagi saya ngantuk, siang-siang ngantuk dan malam hari apalagi. Untungnya masih dalam pekan liburan (tambahan). Untungnya lagi, semua jasa dokter dan obat ditanggung ASKES. Saya merasakan manfaat asuransi kesehatan. Saya sebenarnya ikut asuransi Prudential juga namun untuk perobatan yang rawat inap/operasi minor/major/sakit kritis hingga kecelakaan. Ada juga Pru Medical Card yang bisa kita gunakan seperti ASKES tapi sayangnya premi yang harus dibayar mahal. Buat teman-teman, asuransi bermanfaat lho. Tanya aja sama yang sudah memperoleh manfaatnya.

Arti Kata



Ada dua kutub yang berlawanan saat ditanyakan arti sebuah kata. Kutub pertama mengatakan kata hanya sarana dalam menyampaikan sebuah maksud. Mata saya melihat pemandangan dengan komposisi yang pas dan enak dipandang maka otak saya akan menggunakan sarana “ indah “ sebagai wadah nya. Apakah Shakespeare termasuk ke dalam kutub ini karena mengatakan “ apalah arti sebuah nama ” ? Pada sisi yang lain, ada yang mengatakan hal yang sebaliknya. KH Mustofa Bisri mengatakan bahwa kata memiliki arti yang sangat mendalam terutama dalam kehidupan. Syafii Maarif bahkan mengatakan bahwa peradaban berawal dari titik dan koma. Bukan lagi kata tapi titik dan koma. Kedua tokoh ini memiliki perhatian pada kata dan tata bahasa karena makna yang dikandungnya.

Kapal pembawa bantuan untuk rakyat Gaza ditembaki tentara Israel. Ada banyak korban jiwa yang jatuh dan mereka adalah aktivis kemanusiaan. Kita sepakat bahwa Israel itu biadab. Namun mengapa tidak ada tindakan berarti terhadap Israel? Semua menyatakan mengutuk dan menganggap ini adalah tragedy kemanusiaan. Lalu apa ? seorang penulis berkata dalam sebuah tulisan di harian Kompas bahwa pemimpin dunia sibuk mengolah kata yang memuaskan masyarakat namun masih aman dalam menjalin hubungan dengan Israel. Israel adalah negara yang penting karena negara itu adalah mitra emas Amerika Serikat. Saya memang selama ini heran dengan apa yang diucapkan pemipin dunia. Ini bukan kali pertama Israel melakukan kekejian. Mereka cuma main-main kata karena kata-kata menjadi tidak berarti. Nurani saya dan mereka pasti mengatakan hal yang sama bahwa itu keji, kejam dan melanggar hak asasi manusia. Namun kepentingan mereka menutupi hati mereka sendiri untuk memaknai dengan tepat kata-kata mereka. Kutuk adalah kebencian yang amat sangat sehingga tidak ada ruang untuk bersedia melakukan hubungan yang baik lain lagi. Nyatanya kutukan mereka hanya sekedar kata-kata atas kejadian itu namun hubungan lain tetap berlanjut. Lalu apa makna sebuah tragedy ?

Semoga, kata-kata kita tidak hanya menjadi kata yang tidak berarti dan menjadikan kita munafik.

Adu Domba di Garut

Salah satu kesenian yang terkenal di Garut adalah seni ketangkasan adu domba. Domba garut sohor dengan fisik yang tinggi seperti kambing, berbulu tebal dan tanduk yang besar untuk domba jantannya. Domba ini endemik karena ideal diternakan di daerah Garut yang dingin. Dengan fisik yang tangguh, saling adu domba jantan dengan saling menanduk menjadi kesenian rakyat Garut. Saya sendiri kurang tahu, sejarah awal budaya seni adu domba.

Monday, 7 June 2010

Soal Dana Aspirasi



Parlemen saat ini amat gemar membuat kehebohan. Keterbukaan informasi dan maraknya tayangan siaran langsung rapat para anggota dewan membangkitkan gairah popularitas karena mereka tidak menjadi selebritas. Saat ini mereka menyuarakan ide brilliant tentang dana aspirasi. Argument mereka adalah pertanggungjawaban kepada pemilih, memenuhi proposal permintaan dana yang masuk ke para anggota dewan, hingga menjembatani kekurangan dana pembangunan daerah yang miskin fiskal. Pada saat yang sama, banyak resistensi yang muncul baik dari pemerintah maupun organisasi masyarakat. Pemerintah terang-terangan menolak karena banyak melabrak tatanan yang ada. Tapi apa daya, beberapa anggota dewan yang terhormat memang kupingnya terbuat dari logam sehingga mereka memang bebal. Mereka memaksa ide ini menjadi isu prioritas bahkan mengancam akan menyandera APBN 2011.

ATM oh ATM




Ini mungkin menjadi kali yang berkali-kali saya mengganti kartu ATM. Yang saya ingat, saya kehilangan dompet dan segala isinya kurang lebih tiga kali : di BIC, di Pengadegan Selatan dan di Bis Magelang-Jakarta. Repotnya minta ampun karena saya harus mengganti banyak kartu dan itu diurus tidak disatu tempat. KTP diurus di Purwakarta, name tag kantor, kartu ATM ini dan itu sampai kartu membership Centro :-D. Well, all I have to say adalah jangan sampe deh. Riweuh alias repot.
Apakah saya belajar untuk lebih hati-hati? Tentu saja, dan itu pasti. Saya yakin saya tidak mau mengurus penggantian semua kartu di dompet lagi. Saya coba menggunakan dua dompet dan itu tidak berjalan baik karena repot. Saya mencoba menyimpan sebagian kartu ATM (it means ATM nya lebih dari satu :-D) tapi kadang-kadang saya lupa ATM yang ada saldonya di laci sehingga akhirnya saya bawa lagi semua kartu ATM. At least, meskipun upayanya tidak berjalan lancer, saya berupaya  belajar.

Tuesday, 27 April 2010

VAMOS NADAL


untung clay season dekat dengan UAS semester 8. Love that 

Looking for the Big Clayback
04/26/2010 - 2:04 PM


Rn
New arenas mess me up. They throw my viewing game off. Two weeks ago I waxed on about how reassuring it is to return to the old European clay of Monte Carlo every spring, to see its center court in the same spot where we left it, still suspended between sky and sea, the bleachers as small and low-slung as they’ve always been, the light blanketing everything the same way it always has. Coming to Rome, I’d heard that a brand-new stadium awaited us, but, this being the Eternal City and all, I pictured a new venue that would look pretty much exactly the same as the old. The Foro Italico means fascist-kitsch statues, a marble amphitheater, and lots of low, golden, late-afternoon light, right?
It turns out that time doesn’t stand still in Rome, either. The new center court has retained the amphitheatre concept, but that low sunlight has been blocked by an upper section of bleachers, and the whole place has been filled with implacable steel-gray seats that have a way of looking conspicuously empty. The stadium might be spectacular in person, and I’ll get used to it eventually on TV. Somehow, though, empty seats look better when they’ve been around for a while. You know, at least, that they’ve been filled many times before.
And they will be again, once the top guys begin to christen the new court over the next couple of days. Let’s take a look at what might happen when they get there.

Hidup Yang Bergairah

Dinamis! Satu kata yang "hidup" dan menjadi inspirasi bagi saya. Stagnansi dan pasif adalah kemunduran bagi saya karena perubahan itu niscaya dan natural seiring dengan waktu yang berlalu. Satu tambahan ekstasi hidup adalah kejutan sehingga dinamisasi mencapai sebuah titik degup detak jantung yang akan memompa adrenalin kita. Itulah hidup yang penuh gairah, penuh dengan energi dan semangat. 

Spontanitas adalah kata yang dulu dihembuskan seseorang kepadaku. Dia menggambarkannya sebagai sebuah kesenangannya dalam menjalani hidup. Saya melihatnya sebagai sebuah kejutan dan pergerakan yang menggairahkan. Saya membayangkan apabila ada pasangan hidup saya datang pada jam makan siang dengan membawakan sekotak makan siang tanpa sebuah warta terlebih dahulu. Sebuah spontanitas yang diambilnya adalah kejutan yang menggairahkan sekaligus romantis. Asalkan tubuh anda tidak memiliki kelainan jantung maka kejutan tidak akan menjadi pintu malaikat kematian. :-D

Menjalani hari dengan riang dan percaya bahwa perlu pergerakan ke atas dan terus ke atas akan membawa kita pada puncak semangat akan perbaikan hidup. Apabila saya bisa menata batu bata hingga sepuluh meter ke atas maka saya akan membuat tumpukan batu bata itu berubah membentuk piramida atau miniatur candi. Sebuah perbaikan dan perbaikan. 

Konsepsi ini yang ingin saya pelihara, terutama di detik-detik dimana detail kerja yang baik menjadi kebutuhan saya. Saya butuh mengerjakan segala sesuatu dengan lebih baik, lebih bergairah dan lebih padu. Saya ingin melihat bahwa apa yang dilihat sebagai beban adalah kejutan yang diresepkan agar kita bisa lebih bergairah lagi melakukannya. Maka satu atau dua minggu bahkan hitungan harian pun adalah kejutan. Maka enam puluh halaman atau lima puluh halaman adalah kejutan. Saya menghargai spontanitas untuk sebuah perbaikan meskipun kadang mengacaukan order. Saya yakin chaos hanya mengamplifikasi semuanya ke titik yang lebih tinggi. Mari bersemangat mengerjakan semuanya!

>< dalam limpahan tugas dan kejutan tugas ><

Belajar dari cerita tentang pemimpin


Pada saat Rama bersama Putri Janaka dan Lesmana berjalan meninggalkan istana menuju Dandaka memenuhi janji ayahnya, seluruh rakyat Ayodya mengikuti dan membujuk agar mereka kembali ke Ayodya dan memerintah mereka. Mereka meminta agar Rama tidak usah mengikuti permintaan keji Kaikeyi, permaisuri ayah mereka, yang menginginkan Bharata, putra kaikeyi, menjadi maharaja dan Rama mengasingkan diri menjadi petapa selama 14 tahun. Dalam cerita itu, Rama menjelaskan sikap ksatria dalam memenuhi janji, sikap bakti putra kepada ayahanda nya dan kebesaran hati untuk tidak bernafsu memiliki tahta. Penunjukan menjadi raja bukan sekedar keinginan menjadi raja namun ini adalah titah. Sebuah permintaan yang harus dipenuhi sebagai bakti. Sikap tidak menyalahkan permintaan Kaikeyi yang tidak adil dan sikap santun kepada orang tua mereka termasuk semua permaisuri ayah mereka. Rakyat menunjukan kecintaan pada Rama dengan mengikuti mereka hingga tepian sungai. Rakyat menunjukan kedukaan dengan suasana gelap yang menyelimuti kota-kota. 
Demikian sebagian cerita Ramayana yang saya baca. Pada bagian ini, saya mendapat gambaran karakter Rama sebagai manusia berwatak baik. Pemimpin dengan nafsu mengabdi. Pemimpin yang dicintai rakyatnya. Anak yang berbakti dan bersikap baik terhadap ayah ibunya. Pada bagian lain, Rama diceritakan pula memiliki sikap kemanusiaan yang serba terbatas. Namun, bagian di atas saya garis bawahi karena saya terkesan dengan kecintaan rakyat pada pemimpinnya. Tidaklah serta merta mereka cinta tanpa penjelasan dan alasan. Pemimpin yang dicintai rakyat. Pemimpin ini memimpin dengan akhlak baik, keluhuran budi dan suri tauladan yang mumpuni. Secara sadar, sejak zaman baheula masyarakat menginginkan pemimpin yang baik dan bisa adil terhadap rakyatnya. Pemimpin lah yang tutur dan lampahnya akan di ikuti. Dengan indah, masyarakat kita bisa mewartakan pelajaran ini dengan cerita atau dongeng. Kita juga tahu, pemimpin besar dan suri tauladan pernah hidup dan mengajarkan bagaimana memimpin dengan baik. Bagaimana Rasulullah memberi makan Yahudi buta padahal Yahudi itu tidak suka dengan Rasulullah dan dia tidak tahu bahwa manusia agung itulah yang memberinya makan. Kita tahu khalifah pada masa sahabat ada yang memanggul sendiri karung bahan makanan untuk diantarkan sendiri bagi rakyatnya. Semua cerita itu tetap hidup agar kita bisa memetik hikmah dan pelajaran.

Saya menetapkan sebuah pengharapan agar di masa ini, akan ada pemimpin besar yang memimpin dengan akhlak yang baik dan memimpin dengan benar, adil dan penuh kasih sayang. Saya mendoa kan agar upaya-upaya melahirkan pemimpin bisa menghasilkan pemimpin yang saya idam-idamkan. Saya sudah jenuh dengan keributan memperebutkan kursi, saling sikut dan saling menyalahkan dan mengumbar kejelekan. Saya sudah bosan dengan perdebatan. Semoga ada do'a dan harapan yang terjawab agar kemakmuran dan hidup yang madani bisa nyata di negeri ini. Bukan sekedar di negeri dongeng. 

renungan setelah beberapa hari menyaksikan perdebatan para calon pemimpin

RINDU

Pada bulan penuh yang menggantung sendu 
Pada kamboja di atas tanah pekuburan 
Pada air yang menetes dan menelusur pelan 




Saya ingin menitipkan pesan 
Bahwa saya tidak pernah merasa menyesal 
Bahwa saya tidak pernah merasa merana 
Pada apa yang baik 
Pada apa yang telah ditetapkan 




Meski kini meredam rindu 
Lalu terasa ngilu di hati
Saya masih bermimpi
Ada pada rumah yang terang 
Dimana kita ada disana 
Meluruskan kaki dan melabuhkan hati

Dream On

Kuliah bagian kedua semester delapan tinggal dua minggu lagi. Minggu berikutnya UAS dan minggu berikutnya lagi adalah libur panjang. Mana yang harus dipikirkan lebih dulu? Atau lebih baik jangan terlalu banyak berpikir dulu. Jalani atau kerjakan apa yang datang terlebih dahulu. 

Kuliah semester ini bisa dibilang kacau bagi saya. Kacau karena jadwal regular yang tidak bisa dipenuhi oleh orang yang diamanahi. Saya yakin bahwa tiap orang punya daftar kegiatan yang membuat dia melakukan penentuan prioritas dan sebagainya. Sayangnya, pendidikan selalu dijadikan prioritas nomor sekian apabila dinilai dari ketersediaan waktu mereka. Saya mengharapkan pelajaran profesionalisme seperti yang dilakukan salah satu pengajar saya semester ini. Dan saya tidak merasa keberatan apabila dia menyinggung dan menyindir. Ada kuliah yang baru masuk tiga kali dalam enam minggu, ada yang harus masuk setiap sabtu dan ada juga yang memberikan tugas buta sehingga mahasiswa harus meraba-raba. Ah, saya mau mengeluh lalu berandai-andai kalau saya mahasiswa teknik perminyakan ITB juga percuma. Sepercuma membuang garam ke lautan karena tidak akan mengubah apa-apa. 

Lalu, kapan ada cerita minggu tenang sebelum ujian seperti di UPI? ah, mari bermimpi saja di minggu sibuk ini. Biarlah saya kembali fokus pada apa yang namanya work out lalu bermimpi lagi kalau saya di ITB dan ketemu dengan mahasiswinya yang pintar dan baik-baik.

Dream On, Man!

Monday, 26 April 2010

Belajar dari Longsor Ciwidey : Apakah Pemerintah Memprioritaskan Pembangunan Lingkungan Hidup?

Nurdin/09460004831

Pendahuluan
Masyarakat di daerah Pasir Jambu, Ciwidey memetik teh di areal perkebunan pada pagi hari seperti biasa. Selasa (23/2/2010) sepertinya tidak diduga menjadi hari naas bagi sebagian warga pemetik teh. Pada saat mereka beraktivitas, tiba-tiba saja tanah merah merangsek dari atas bukit menutupi areal pusat kegiatan masyarakat pemetik teh perkebunan Dewata. Hingga tulisan ini disusun, jumlah korban masih belum diketahui dan upaya evakuasi korban yang tertimbun masih dilakukan. 
Jumlah korban akibat bencana alam dari tahun 1997 hingga 2009 telah memakan korban jiwa hingga 151.277 jiwa. Bencana paling banyak terjadi adalah banjir sebanyak 35% dari seluruh bencana yang tercatat dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) sedangkan tanah longsor sebanyak 11%.  Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyebutkan bahwa kerusakan ekologis sebagai penyebab banyaknya bencana yang menimpa Indonesia. Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah menyebutkan bencana banjir dan longsor yang merata sepanjang tahun 2003 sebagai akibat ketidakselarasan dalam pemanfaatan ruang antara manusia dengan kepentingan ekonomi dan alam dengan kelestariannya.
Belajar dari longsor Ciwidey bahwa longsor terjadi karena ketidakmampuan daerah Bandung Utara menampung air hujan. Belum dapat dihitung secara pasti kerugian akibat longsor tersebut baik jiwa maupun materil. Namun jumlah korban jiwa dan kerugian materiil yang mencapai Rp 4 triliun akibat bencana alam pada tahun 2009 menuntut peningkatan perhatian pemerintah pada pembangunan berbasis lingkungan hidup dan penataan lingkungan hidup. Tulisan ini disusun untuk mengetahui apakah masalah lingkungan hidup menjadi hal strategis dan prioritas dalam rencana pembangunan pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan SBY-Boediono.

Marriage Between Politics and Economics Powers

Strategi Penguasa Pada Era Otonomi Daerah : Kasus Alex Noerdin dan Syahrial Oesman



Perubahan system politik dari sentralistik ke desentralistik pada era setelah orde baru mendorong perubahan cara para elit dalam memperoleh kekuasaan. Otonomi daerah adalah tonggak awal masa baru dimana daerah memperoleh diskresi yang lebih luas dalam mengelola daerahnya.
Desentralisasi disusun sebagai usaha mencapai proses demokratisasi yang lebih baik di daerah. Proses demokrasi yang baik diharapkan akan mendorong pada kesejahteraan yang meningkat di masyarakat. Elit politik di daerah menyikapi perubahan ini dengan mengubah pendekatan dalam meraih kekuasaan. Alex Noerdin dan Syariah Oesman adalah dua tokoh Orde Baru yang berhasil memanfaatkan strategi baru untuk mempertahankan dan memperoleh kekuasaan di era otonomi daerah.
A.   Alex Noerdin

1.    Profil Alex Noerdin

Alex Noerdin adalah putra daerah Sumatera Selatan yang dilahirkan di Palembang tanggal 9 September 1950. Politisi Golkar ini adalah birokrat zaman orde baru yang berhasil memenangkan pemilihan bupati kabupaten Muba pada tahun 2001. Alex memperoleh penghargaan Manggala Karya Kencana pda tahun 2002 dan Satya Lencana Wirakarya pada tahun 2003. Alex kini menjabat sebagai gubernur Sumatera Selatan setelah memenangkan Pilkada Langsung Gubernur Sumatera Selatan.

Catatan Perjalanan




Sabtu malam, saya pulang dari rumah kawan di daerah Petukangan.  Alih-alih lewat Unilever, saya malah mengambil jalur Ulujami karena pada saat belok ada mobil yang menghalangi. Di jalan Ulujami Raya, beberapa puluh meter sebelum Pondok Pesantren Darun Najah, saya kaget karena pada saat menyalip mobil ternyata ada pot besar di tengah jalan. Tiga buah pot bunga besar! Ternyata ada pengajian yang diadakan di pinggir jalan. Para peserta pengajian kebanyakan mengenakan baju putih-putih dan bersurban. Saya kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pondok Aren. Di beberapa titik dalam perjalanan, saya berpapasan dengan rombongan sepeda motor berjubah putih dan surban. Sepertinya mereka akan menuju pengajian yang saya lewati. Ada kesamaan para rombongan yang saya lihat : mayoritas tidak menggunakan helm, bergerombol dengan sebuah pentungan polisi di depan dan pembawa panji-panji yang besar. Rombongan seperti ini sering saya lihat di daerah Pancoran dulu pada saat saya masih tinggal di Pengadegan. Masjid di sebelah gedung Sucofindo sering dijadikan lokasi pengajian yang diisi habib-habib.
Saya bertanya pada diri saya sendiri, siapa yang member izin pada mereka untuk meletakan pot besar di tengah perjalanan orang? Siapa yang memberikan keleluasan khusus bagi para rombongan untuk membawa-bawa perangkat yang berbahaya seperti tongkat di jalan atau tidak menggunakan helm?
Saya harus katakan bahwa salah pemahaman membuat apa yang benar membuat seseorang terlihat bodoh, apalagi dibarengi dengan keras kepala. Yang ada adalah dungu. Saya bertanya : apakah menjadi peserta pengajian yang mengajarkan ketuhanan membuat kita bebas melanggar hukum manusia? Apakah jamaah para habib, mereka yang menyatakan keturunan Rasulullah, menjadikan mereka sebagai pihak yang diberi kekhususan sehingga bebas melakukan apa saja. Apabila tidak, maka apakah mereka faham dengan norma dimana mereka berada. Hal kecil ini selalu luput diajarkan oleh para guru sehingga manusia Indonesia lebih terkenal dengan tidak teraturnya. Tidak heran apabila saya percaya dengan apa yang disampaikan dosen saya tentang hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa New York yang menjadi kota paling nyaman karena kedisiplinannya dan Jakarta ada diperingkat bawah. Saya juga masih ingat tulisan nyinyir Ayu Utami tentang vandalisme gaya Indonesia atau komentar satir tentang rasa memiliki orang Indonesia terhadap fasilitas umum sehingga sarana umum juga diambil untuk dimiliki.

Wednesday, 17 March 2010

Jurnal



Sudah lebih dari satu bulan, catatan enigma tersimpan di bawah tumpukan buku-buku kuliah dan tugas-tugas. Saya merasakan kemanusiaan saya kembali : bosan dan capek dengan apa yang ada. Bosan dengan kuliah yang tidak sesuai dengan ekspektasi saya dan capek dengan harapan maupun tekanan kepada saya. Anyway, saya gak bakal cerita masalah bosan dan capek saya tapi saya ingin release the burden saja. Katanya, menulis bisa menjadi terapi dari stress dan saya ingin membuktikan saja. Menulis dengan bebas, tanpa panduan buku putih, menulis dengan lepas tanpa pretensi atau ekpektasi poin tertentu atas apa yang kita tulis. Menulis dengan jujur. Saya akan tuliskan apa yang ingin saya tulis.

Saya kecanduan Miiko lagi. Miiko adalah komik anak-anak yang isinya cerita anak SD kelas lima, cewek, imut dan ceria. Sampai hari ini, saya dah beli hampir delapan buah komik Miiko. Dua atau tiga tahun yang lalu, saya punya komik Miiko tapi ketinggalan di kost-an TPP. Apa sih yang membuat saya membeli Miiko padahal -mungkin- banyak situs online yang punya readable komik yang free. Ada beberapa alasan yaitu saya suka mengoleksi hard copy edition kalau itu berharga, ceritanya ringan dan mengajarkan beberapa hal baik buat anak-anak dan saya berharap koleksi saya bisa bermanfaat buat teja, fatih, jani, meera dan keponakan-sepupu ku yang lain. Cinta monyet antara Miiko dan Tapei selalu berhasil membuat saya tersenyum, yakin dengan indahnya cinta atau apalah yang membuat hati ini menghangat. Cinta Miiko dan Tapei itu jujur dan tanpa prasangka apa-apa. Deuh, padahal saya aja masih belum menemukan apa yang namanya suka atau cinta dimana kita mati-matian pengen memilikinya. Saya suka sekali lalu hilang dengan sendirinya karena waktu sukses besar mengikisnya. Saya jadi ragu dengan omongan cinta sejati. Bagi saya-sampai saat ini- itu hanya ide yang belum terbukti.

Omongan dan pikiran Gambir membuat saya ngeh lagi kalau sosialisasi pertama dalam masa perkembangan manusia - yaitu pada saat masih anak-anak- itu kritis dan esensial bagi sisa hidupnya nanti. Lalu saya berpikir dengan dalam, bagaimana apabila ada anak yang mengalami abusing sehingga proses tumbuh kembangnya tak sempurna lalu di masa dewasanya mengalami satu disorder. Katakanlah begini, seorang anak perempuan yang mengalami sex abuse pada usia dini menimbulkan trauma pada hubungan sex, orang asing dan sebagainya. Kalau dia memilih untuk selibat, lalu apakah dia salah sepenuhnya. Sayangnya waktu bukan suatu entitas yang bisa dipersalahkan karena kita tidak bisa menuding masa lalu sebagai biang keroknya kalo dimasa yang akan datang ada yang menggugat keputusannya. Saya bisa merasakan pergulatan Gambir untuk mengambil pisau belati kemudian menusukannya ke tubuh ibu bapaknya yang biasa menganggapnya sebagai objek pelampiasan ketidakpuasan pada masa lalu. Salah Gambir sepenuhnya? Hari ini, banyak sekali berita tentang child abuse dalam berbagai format yang dilakukan orang tuanya sendiri atau pihak lain. Saya berharap mereka berpikir panjang tentang apa yang mereka lakukan. Kalau mereka melakukan abusing kepada satu orang dewasa maka luka akan sebatas codet di kulit dan sakit hati saja. Tapi hal yang sama tidak bisa dipersamakan pada anak-anak. Kalaupun mereka pikir, anakku lahir dari rahimku maka dia adalah milikku maka saya katakan jangan punya anak kalau tidak mau punya anak. Bagi saya, ini adalah hal yang menyedihkan dan tragis apabila Gambir lain ada.

Sunday, 24 January 2010

Kerja Keras

Entah tugas kelompok atau tugas pribadi, membuat karya tulis, tulisan dan sebangsanya adalah tugas yang menyenangkan. Menyenangkan terutama saat kita menyenangi mata kuliahnya, bersemangat melakukannya dan mengerahkan upaya yang terbaik. Saya berharap semangat saya selalu berapi-api kalau membuat tugas seperti hari-hari ini.


Nah, ini adalah tugas kelompok semester tujuh yang sangat saya sukai yaitu  Business Plan PT Hexindo Adiperkasa Tbk. Saya suka dengan mata kuliahnya, saya suka dengan prosesnya, bersungguh-sungguh menyelesaikannya, bersemangat mengerjakannya dan memiliki rekan kerja yang sangat mendukung. Paling tidak, saya bisa defense pendapat saya pada saat presentasi. ^^,


Nah, tugas yang lain adalah tugas mengaji masalah, manfaat dan judul skripsi yang sudah ditulis oleh kakak kelas di DIV dan ajun akuntan. Saya tidak yakin dengan kajiannya namun saya pikir ini bisa bermanfaat bagi yang lain. Paling tidak saya masih bisa mengerjakannya dengan cepat. Saya beri judul tugas dua metolit!

Wednesday, 20 January 2010

Di Bawah Cengkeraman Asing










Pendahuluan


Ketergantungan Indonesia pada produk asing ataupun produk dari perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia memang luarbiasa. Kita menggunakan produk asing mulai dari makanan hingga bahan bangunan. Sampai pada batas tertentu, investasi asing memiliki dampak bagus bagi pertumbuhan ekonomi namun dominasi asing yang melebihi batas malah menyebabkan kemelaratan dan tidak optimalnya pembangunan ekonomi bagi kesejahteraan rakyat.

Dominasi Asing di Berbagai Sektor


Perbankan


Bank adalah jantung perekonomian nasional karena merupakan sumber pembiayaan pembangunan negara. Kepemilikan perbankan berarti kepemilikan strategis atas perekonomian Indonesia. Hingga akhir 2007, porsi kepemilikan asing mencapai 47% atas perbankan nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 77 tahun 2007 kepemilikan asing di bank Indonesia diperbolehkan hingga 99%. Sebagai perbandingan kita bisa melihat bahwa kepemilikan asing di Filipina maksimal hanya 51%, Thailand 49%, India 49%, Korsel 30%, Malaysia 30%, Vietnam 30%, AS 30%, RRC 25%, dan Australia 15%. Selain masalah porsi kepemilikan, bank-bank asing hanya menyalurkan 50% dana pihak ketiga dan hanya 6,8% disalurkan ke UMKM dari total dana yang disalurkan padahal UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Bank-bank asingpun lebih senang menyalurkan kredit konsumtif sehingga membudayakan perilaku konsumtif. Kondisi ini diakibatkan lemahnya regulasi di Indonesia. Bank Indonesia baru sebatas mengkaji masalah ini dengan membahas kembali arsitektur perbankan Indonesia.

Telekomunikasi


Dari sektor telekomunikasi, semua kepemilikan saham operator seluler telah dikuasai pihak asing. Fakta yang ada menunjukan bahwa 35% saham Telkomsel dimiliki Singtel, 42% saham Indosat dimiliki Qatar Telekom dan XL Axiata dimiliki Telecom Malaysia. Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 77 tahun 2007 kepemilikan asing dalam bentuk kepemilikan modal di industri seluler diperbolehkan hingga 65%. Dengan infrastruktur telekomunikasi yang dikuasai pihak asing, keamanan dan kelancaran informasi tidak dapat terjamin.

The Old Man and The Sea



Buku ini bagus lho ... Saya baca hanya dalam beberapa jam saja kepotong tidur malam. Salah satu karya Hemingway yang mendapat banyak penghargaan ....


Yang pasti, buku ini menceritakan sebuah keyakinan, usaha pantang menyerah dan satu lagi yang meresap ke hati saya bahwa setelah semua usaha kita yang maksimal maka apapun akhirnya , itu akan menjadi sesuatu yang melegakan. 


Jadi pengen mancing di laut .... ^^, 

Tuesday, 19 January 2010

BOTCHAN

Saking jenuhnya dengan buku-buku bacaan kuliah SPK yang agak tendensius dan penuh teori konspiratif, sabtu sore saya pergi ke Gramedia di Bintaro Plaza mencari buku bacaan selingan. Tadinya saya ingin membeli komik Shinchan namun apa daya di Gramedia dan kios majalah Hero gak ada. Akhirnya setelah mutar-muter, saya mengambil komik Miko (i always love Miko's story ...simple), Botchan dan The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway. 



Botchan, adalah novel karya Natsume Soseki yang pertama kali terbit tahun 1906. Di negara asalnya, Jepang, Botchan adalah karya sastra klasik dan best seller serta berkali-kali difilmkan. Sebenarnya, saya awalnya mengira buku ini seperti cerita Toto Chan namun sifat si Botchan seperti Huckelbery yang badung. Buat yang suka karya sastra generasi sekarang macam karya Dee atau Ayu Utami pasti akan menemukan rasa yang beda. Cerita Botchan mengalir dengan gaya bahasa zaman dulu dan minim bahasa romantis. Menurutku, Natsume Soseki pandai mengelola konflik sehingga saya merasa kesal atau gemes pas baca bagian dimana ada ketidakberesan. Inti cerita Botchan berkutat pada sikap jujur Botchan dalam memandang hidup sehingga "kadang" dimanfaatkan oleh orang lain dan rasa sayang pengasuh Botchan, Kiyo, yang melebihi rasa sayang ibu dan ayahnya sendiri. Kita juga bisa membaca budaya Jepang dan intrik yang ada di masyarakatnya pada saat itu. 


So, baca sendiri deh ... InsyaAllah memberikan kenyamanan tersendiri pas membacanya. 

Inspirasi Pagi Ini

Mengajak semuanya berpikir tentang masalah satu ini : macet. Menguras waktu, uang, tenaga dan pikiran apabila kita terjebak kemacetan. Kira-kira, solusi apa yang paling tepat untuk mengatasi hal ini.



Duh, Macet!


Sejumlah negara memiliki berbagai solusi untuk mengurangi kemacetan, mulai dari penggunaan teknologi Electronic Road Pricing hingga pemberian subsidi untuk kendaraan yang masuk jalur lambat.Kemacetan merupakan penyakit yang dialami oleh Indonesia, khususnya di ibu kota, DKI Jakarta. Namun, banyak negara lain juga mesti  menghadapinya dan masing-masing negara memiliki cara sendiri-sendiri dalam mengatasi kemacetan. Berikut kiat beberapa negara dalam menyelesaikan masalah kemacetan.

JakartaIndonesia         
Pemerintah Indonesia sedang sibuk-sibuknya mencari cara bagaimana mengurangi kemacetan yang begitu parah di Jakarta. Beberapa solusinya, antara lain, adalah pembangunan moda transportasi busway, rencana pembangunanMass Rapid Transit (MRT) yang hingga kini masih terkatung-katung, dan yang terakhir adalah revisi UU No. 34/2000 mengenai pajak kendaraan bermotor.  

BangkokThailand         
Bangkok adalah kota yang terkenal dengan tingkat kemacetan yang sangat tinggi, bahkan melebihi Jakarta. Namun, lain dulu, lain sekarang. Wajah ibu kota Thailand itu kini telah berubah, kemacetan telah banyak berkurang. Pemerintah Thailand telah berhasil menekan angka kemacetan dengan berbagai cara.          
Cara yang terakhir adalah dengan penggunaan transportasi sungai sebagai alat transportasi alternatif bagi warga Bangkok. Dengan adanya sungai yang melintasi kota, pemerintah mulai membangun pelabuhan sungai, maka kemacetan sedikit demi sedikit teratasi. Selain mengurangi kemacetan, transportasi air juga dapat menjadi alternatif wisata yang murah.


Monday, 18 January 2010

Australia Open 2010 : Women's Preview

Women's Preview: Collision Courses
By Steve Tignor
January 15, 2010

It would have been difficult to imagine at any of last year’s Grand Slams that the women would be competing, drama-wise and depth-wise, with the men any time soon. But a few weeks and one intense little dynamo from Belgium later, the WTA is the talk of Melbourne and the tennis world. While the men have gotten even deeper at the top, the women have done them one better by getting deeper and more chaotic at the same time. It’s going to start early, with a marquee match-up in round two. What else should we expect when all of the world’s best players collide for the first time in two years? The unexpected, perhaps?



Sunday, 17 January 2010

Naek Kereta Api

Baru beberapa kali saya naik kereta. Beberapa kali ke luar kota dan beberapa kali di Jakarta. Naik kereta ke luar kota dengan kereta eksekutif atau bisnis (asal tidak penuh) lumayan nyaman. Sayangnya naik kereta ekonomi baik non AC atau AC di Jakarta selalu tidak nyaman. Dua perjalanan terakhir ke Depok pada jam empat sore sangat-sangat tidak enak. Pada saat naik, kereta sudah penuh sesak namun semua pada naik (termasuk saya). Apabila yang turun satu maka yang naik bisa sepuluh orang di tiap pintu masuk. Maka yang ada adalah desak-desakan, sampai tidak ada ruang buat bergerak sehingga kalo mau turun harus mendorong-dorong kayak sumo. Selain itu, karena dempet-dempetan maka bau badan segala rupa manusia ada di hadapan. Bapak-bapak dengan bau badannya yang saik pisan sampe ibu-ibu dengan kombinasi parfum campur keringat yang wedew lah baunya .....


Nah, saya pikir mereka yang pakai Toyota Royal Salon yang katanya lebih senyap faham dan rasakan sendiri naik kereta pas jam segitu. Jangan ngadain sidak karena orang Indonesia sukanya sandiwara maka yang nanti kepala stasiunnya yang turun tangan beresin biar kelihatan rapih dan tidak ada masalah. Ingat, mereka sudah diberi fasilitas yang luar biasa untuk melayani rakyat maka kalau korupsi hanya orang dengan mulut tiga dan serakah seperti setan yang kurang makan yang melakukannya. Gak suka denger kalo pejabat yang bilang " lebih senyap dan nyaman daripada mobil yang lama" ... Dia tidak tahu kalau naik APV saja jauh lebih enak daripada kereta ekonomi pada jam empat sore.  Semoga para pejabat di negeri ini rajin lihat ke bawah dan banyak bekerja untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.

INDONESIA BUKAN BANGSA KORUP




Upaya Menyadarkan Diri dari Keterpurukan


Karya : Bambang Priatna

Pendahuluan


Berdasarkan data index persepsi korupsi yang dirilis Transparancy International pada tahun 2008, Indonesia berada pada peringkat 126 dengan skor 2,6 dari 180 negara. Indonesia hanya menang dari negara-negara berkembang dari Asia Afrika. Rilis-rilis yang diterbitkan lembaga lain menunjukan hasil yang serupa bahwa Indonesia termasuk negara yang korup. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan : apakah memang bangsa ini bangsa korup yang gemar korupsi? Buku ini mencoba mengungkapkan fakta bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa korup dan ada pihak yang lebih bertanggungjawab atas mengguritanya korupsi pada saat ini.


 
Copyright 2009 Catatan Enigma. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator