Tuesday, 19 January 2010

Inspirasi Pagi Ini

Mengajak semuanya berpikir tentang masalah satu ini : macet. Menguras waktu, uang, tenaga dan pikiran apabila kita terjebak kemacetan. Kira-kira, solusi apa yang paling tepat untuk mengatasi hal ini.



Duh, Macet!


Sejumlah negara memiliki berbagai solusi untuk mengurangi kemacetan, mulai dari penggunaan teknologi Electronic Road Pricing hingga pemberian subsidi untuk kendaraan yang masuk jalur lambat.Kemacetan merupakan penyakit yang dialami oleh Indonesia, khususnya di ibu kota, DKI Jakarta. Namun, banyak negara lain juga mesti  menghadapinya dan masing-masing negara memiliki cara sendiri-sendiri dalam mengatasi kemacetan. Berikut kiat beberapa negara dalam menyelesaikan masalah kemacetan.

JakartaIndonesia         
Pemerintah Indonesia sedang sibuk-sibuknya mencari cara bagaimana mengurangi kemacetan yang begitu parah di Jakarta. Beberapa solusinya, antara lain, adalah pembangunan moda transportasi busway, rencana pembangunanMass Rapid Transit (MRT) yang hingga kini masih terkatung-katung, dan yang terakhir adalah revisi UU No. 34/2000 mengenai pajak kendaraan bermotor.  

BangkokThailand         
Bangkok adalah kota yang terkenal dengan tingkat kemacetan yang sangat tinggi, bahkan melebihi Jakarta. Namun, lain dulu, lain sekarang. Wajah ibu kota Thailand itu kini telah berubah, kemacetan telah banyak berkurang. Pemerintah Thailand telah berhasil menekan angka kemacetan dengan berbagai cara.          
Cara yang terakhir adalah dengan penggunaan transportasi sungai sebagai alat transportasi alternatif bagi warga Bangkok. Dengan adanya sungai yang melintasi kota, pemerintah mulai membangun pelabuhan sungai, maka kemacetan sedikit demi sedikit teratasi. Selain mengurangi kemacetan, transportasi air juga dapat menjadi alternatif wisata yang murah.


Paris, Perancis
         
Ibu kota Perancis ini, selain terkenal sebagai pusat mode dunia, juga dikenal dengan kemacetannya. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah kota Paris menerapkan pungutan untuk setiap mobil yang akan masuk ke dalam pusat kota dengan menggunakan teknologi Electronic Road Pricing (ERP).

Florida, AS       
Pemerintah negara bagian Florida, AS, juga mengenakan ERP untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Mereka pun menggunakan cara memberikan diskon untuk para pengendara yang berkendara pada jam-jam santai dan memberikan harga yang tinggi bagi pengendara pada jam-jam sibuk. Hasilnya, 75% pengemudi mengubah jam mengemudi mereka minimal sekali seminggu. 

AlamedaAS         
Pemerintah kota Alameda, California, AS, memberlakukan Fast and Intertwined Regular Lanes, yaitu jalanan kota dibagi ke dalam dua jalur, satu jalur cepat dan satu jalur lambat. Pada jalur cepat, mobil yang lewat mesti membayar tol, sementara pada jalur lambat, mobil yang melintas malah menerima subsidi.         

Masalah kemacetan lalu lintas ini sekarang makin berkembang menjadi isu global. Banyak negara ataupun kotamencoba bekerja sama dan berbagi pengetahuan untuk menyelesaikan masalah pelik ini. Dari salah satu hasil studi internasional yang muncul tentang kemacetan lalu lintas yang kian parah di dunia,  muncul analisis bahwa salah satu penyebab utama kemacetan adalah pola pembangunan kota yang bersifat horizontal dan menyebar.         
Pada satu sisi, pembangunan kota secara horizontal memiliki keunggulan karena dapat mengembangkan ekonomi daerah pinggiran kota. Namun, pada sisi lain, dampak yang ditimbulkan adalah kemacetan yang parah di jalur-jalur penghubung pusat kota dan daerah urban. Contoh nyata adalah ruas jalan di sekitar Bekasi, Serpong, dan Depok, yang selalu macet ketika jam berangkat kerja dan jam pulang kerja tiba.         
Oleh karena itu, Al Gore, mantan wakil presiden AS yang juga merupakan aktivis lingkungan, mengusulkan agar konsep smart growth atau pembangunan secara vertikal di pusat kota dapat menjadi solusi yang layak diterapkan. Diharapkan, aplikasi konsep smart growth akan dapat mengurangi kemacetan dan juga polusi.
 NURHIFEN KANIA
redaksi@wartaekonomi.com )
Tulisan ini dikutip dari majalah Warta Ekonomi No 19 tahun XXI. Judul asli tulisan ini adalah "Duh, Macet!."




No comments:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Catatan Enigma. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator