Thursday, 14 January 2010

Catatan Kepemimpinan



Catatan kepemimpinan dan negosiasi

Definisi kepemimpinan

Ada beberapa definisi kepemimpinan dan masing-masing definisi memiliki penekanan pada satu aspek sehingga membedakan dengan definisi yang lain. Setiap definisi relevan dan memiliki contoh dalam pelaksanaanya.
Definisi yang pertama menekankan pada beberapa hal yaitu :

  • Proses mempengaruhi orang lain untuk berusaha secara sukarela
  • Memiliki kharisma sehingga bisa mendorong orang secara tidak terpaksa untuk bersama-sama mencapai tujuan
  • Contohnya Soekarno memiliki kharisma yang mampu mendorong orang tanpa terpaksa



Definisi kedua menekankan pada beberapa hal yaitu :

  • Proses saling mempengaruhi
  • Proses melalui komunikasi
  • Contoh Amien Rais dalam Munas di Denpasar bisa dipengaruhi oleh pengikutnya agar tidak mengeluarkan statement dukungan khusus dan Amien Rais menerima pengaruh tersebut.


Definisi ketiga menekankan pada beberapa hal  yaitu :

  • Proses mempengaruhi orang lain agar mengikuti dan melakukan usaha pencapaian tujuan bersama
  • Orang-orang diikat dalam tujuan bersama. Namun hal ini susah apabila dilakukan di Indonesia. Orang Indonesia kurang bisa menyadari  tujuan bersama mereka sehingga lebih mudah disatukan dengan penciptaan musuh bersama. Pada masa revolusi, kita sukses bekerjasama karena adanya musuh bersama yaitu Penjajah Belanda dan Jepang. Musuh bisa kita kenali dengan memperhatikan pihak-pihak yang mengancam pencapaian tujuan kita.
  • Menurut pendapat saya, istilah ‘menciptakan musuh’ rawan digunakan sebagai upaya rekayasa seseorang agar mampu memprovokasi massa bahwa ada musuh bersama padahal ada tujuan tumpangan orang tersebut.  Dalam konteks kepemimpinan, mengalahkan musuh adalah suatu tujuan antara dalam mencapai tujuan bersama karena musuh mengancam pencapaian tujuan bersama.  Kalau kita mengibaratkan dalam dunia bisnis, tujuan misalnya mencapai kepemimpinan pasar dan mengalahkan pesaing adalah salah satu tujuan antara dalam mencapai tujuan utama dan bahkan konsekuensi dalam mencapai tujuan tersebut karena kepemimpinan pasar  tidak akan terwujud tanpa kekalahan pesaing. Tugas para pemimpin adalah membangun kesadaran sehingga ada kesadaran adanya musuh karena sebenarnya musuh sudah eksis. Selain itu pemimpin mengarahkan upaya-upaya mengalahkan musuh dan menjaga rasa kebersamaan.


Definisi keempat menekankan pada beberapa hal yaitu :

  • Proses mengarahkan aktifitas orang lain aktifitas orang lain dalam usaha mencapai tujuan pada situasi tertentu.
  • Pemimpin berperan sebagai servant


Keempat definisi tersebut menekankan pada kata proses bagaimana cara pemimpin memimpin yang bisa dilakukan dengan cara/tekhnik tertentu atau kharisma. Proses memperoleh pengaruh dengan menawarkan/memberikan resource yang diinginkan oleh bawahan misalnya harta atau kekuasaan tertentu.
Definisi kelima menekankan kepemimpinan sebagai kemampuan yang dimiliki untuk mempengaruhi dalam mencapai tujuan tertentu yang diharapkan oleh orang yang mempengaruhi.


Jenis pemimpin :



  • Pemimpin formal yaitu pemimpin yang diberi mandat oleh organisasi.
  • Pemimpin informal yaitu pemimpin yang mampu mempengaruhi pihak lain karena memiliki karakteristik tertentu.


Pemimpin yang efektif


Menurut teori locus of leadership, pemimpin yang efektif merupakan intersect dari adanya karakteristik pemimpin, karakteristik pengikut dan karakteristik situasi dan kondisi. Sebagai contoh, kepemimpinan Sri Mulyani dalam melakukan reformasi birokrasi di kementrian keuangan efektif karena karakter pemimpin dari Sri Mulyani, karakter pegawai kementrian keuangan yang bagus dan situasi dan kondisi yang mendukung. Meskipun demikian, perubahan yang masif membutuhkan waktu sehingga sangat tidak masuk akal apabila menuntut sebuah perubahan radikal dalam waktu singkat. Kita bisa melihat contoh dari perjuangan rakyat kulit hitam di USA yang membutuhkan waktu lima puluh tahunan untuk menempatkan seorang keturunan kulit hitam sebagai presiden sejak perjuangan Martin Luther King.


Perbedaan pemimpin yang efektif dan tidak efektif :


Efektif
In efektif
Directing
Memberikan arahan yang jelas
Memberikan informasi dan saran
Dominating
Sangat direktif, mengendalikan walau tidak dibutuhkan
Problem Solving
Mendengarkan bawahan
Mencari input dari mereka yang menghadapi masalah langsung
Pertemuan efektif
Over Involving
Banyak rapat tanpa hasil
Tak mau mendengar
Melibatkan banyak orang tapi tidak menghasilkan apa-apa

Selain dalam agama dan kebudayaan, tidak ada pemimpin yang terbaik namun yang ada adalah pemimpin yang efektif.  Dalam Islam, Muhammad adalah pemimpin terbesar. Dalam budaya Jawa, ada ungkapan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang ing marso, ing madyo dan tut wuri handayani.  Permasalahan bahwa ada pemimpin dengan karakter yang jelek (bad) yang memimpin karena sistem pemilihan terbuka memungkinkan pemimpin dengan kualitas yang jelek terpilih. Masyarakat Indonesia belum mampu memilih dengan baik karena pilihan banyak dipengaruhi image sehingga pemimpin dengan image bundling yang baik bisa memenangkan pemilihan tanpa melihat kapasitasnya. Tidak ada yang salah dengan tatacara pemilihan pemimpin di Indonesia namun pelaksanaanya sangat dipengaruhi bagaimana para calon bertarung saling memperebutkan pengaruh. Pelajaran kepemimpinan memberikan bekal bagaimana memimpin dengan efektif dan bukan bagaimana menaklukan sebuah persaingan. Namun kita bisa mereduksi peran pimpinan yang jelek asalkan kita memiliki karakter pemimpin yang efektif. Yang mencengangkan adalah fakta bahwa Hitler itu pemimpin yang efektif namun tidak etis. Hitler efektif karena mampu mengarahkan rakyat Jerman yang terpuruk meraih kepercayaan diri untuk menjadi bangsa yang terbaik di dunia.


No comments:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Catatan Enigma. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator