Pada saat Rama bersama Putri Janaka dan Lesmana berjalan meninggalkan istana menuju Dandaka memenuhi janji ayahnya, seluruh rakyat Ayodya mengikuti dan membujuk agar mereka kembali ke Ayodya dan memerintah mereka. Mereka meminta agar Rama tidak usah mengikuti permintaan keji Kaikeyi, permaisuri ayah mereka, yang menginginkan Bharata, putra kaikeyi, menjadi maharaja dan Rama mengasingkan diri menjadi petapa selama 14 tahun. Dalam cerita itu, Rama menjelaskan sikap ksatria dalam memenuhi janji, sikap bakti putra kepada ayahanda nya dan kebesaran hati untuk tidak bernafsu memiliki tahta. Penunjukan menjadi raja bukan sekedar keinginan menjadi raja namun ini adalah titah. Sebuah permintaan yang harus dipenuhi sebagai bakti. Sikap tidak menyalahkan permintaan Kaikeyi yang tidak adil dan sikap santun kepada orang tua mereka termasuk semua permaisuri ayah mereka. Rakyat menunjukan kecintaan pada Rama dengan mengikuti mereka hingga tepian sungai. Rakyat menunjukan kedukaan dengan suasana gelap yang menyelimuti kota-kota.
Demikian sebagian cerita Ramayana yang saya baca. Pada bagian ini, saya mendapat gambaran karakter Rama sebagai manusia berwatak baik. Pemimpin dengan nafsu mengabdi. Pemimpin yang dicintai rakyatnya. Anak yang berbakti dan bersikap baik terhadap ayah ibunya. Pada bagian lain, Rama diceritakan pula memiliki sikap kemanusiaan yang serba terbatas. Namun, bagian di atas saya garis bawahi karena saya terkesan dengan kecintaan rakyat pada pemimpinnya. Tidaklah serta merta mereka cinta tanpa penjelasan dan alasan. Pemimpin yang dicintai rakyat. Pemimpin ini memimpin dengan akhlak baik, keluhuran budi dan suri tauladan yang mumpuni. Secara sadar, sejak zaman baheula masyarakat menginginkan pemimpin yang baik dan bisa adil terhadap rakyatnya. Pemimpin lah yang tutur dan lampahnya akan di ikuti. Dengan indah, masyarakat kita bisa mewartakan pelajaran ini dengan cerita atau dongeng. Kita juga tahu, pemimpin besar dan suri tauladan pernah hidup dan mengajarkan bagaimana memimpin dengan baik. Bagaimana Rasulullah memberi makan Yahudi buta padahal Yahudi itu tidak suka dengan Rasulullah dan dia tidak tahu bahwa manusia agung itulah yang memberinya makan. Kita tahu khalifah pada masa sahabat ada yang memanggul sendiri karung bahan makanan untuk diantarkan sendiri bagi rakyatnya. Semua cerita itu tetap hidup agar kita bisa memetik hikmah dan pelajaran.
Saya menetapkan sebuah pengharapan agar di masa ini, akan ada pemimpin besar yang memimpin dengan akhlak yang baik dan memimpin dengan benar, adil dan penuh kasih sayang. Saya mendoa kan agar upaya-upaya melahirkan pemimpin bisa menghasilkan pemimpin yang saya idam-idamkan. Saya sudah jenuh dengan keributan memperebutkan kursi, saling sikut dan saling menyalahkan dan mengumbar kejelekan. Saya sudah bosan dengan perdebatan. Semoga ada do'a dan harapan yang terjawab agar kemakmuran dan hidup yang madani bisa nyata di negeri ini. Bukan sekedar di negeri dongeng.
renungan setelah beberapa hari menyaksikan perdebatan para calon pemimpin
No comments:
Post a Comment