Upaya Menyadarkan Diri dari Keterpurukan
Karya : Bambang Priatna
Pendahuluan
Berdasarkan data index persepsi korupsi yang dirilis Transparancy International pada tahun 2008, Indonesia berada pada peringkat 126 dengan skor 2,6 dari 180 negara. Indonesia hanya menang dari negara-negara berkembang dari Asia Afrika. Rilis-rilis yang diterbitkan lembaga lain menunjukan hasil yang serupa bahwa Indonesia termasuk negara yang korup. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan : apakah memang bangsa ini bangsa korup yang gemar korupsi? Buku ini mencoba mengungkapkan fakta bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa korup dan ada pihak yang lebih bertanggungjawab atas mengguritanya korupsi pada saat ini.
Sejarah dan Latar Belakang Bangsa Indonesia
Apabila kita menarik garis asal usul bangsa Indonesia maka bangsa ini diperkirakan dari daerah Indochina di Asia yaitu ras Austronesia yang melakukan migrasi ke wilayah Asia bagian Selatan. Para leluhur bangsa Indonesia menyebar dan berkat hubungan dengan bangsa lain membentuk karakter tersendiri yang menjadi ciri khas kita yaitu keterbukaan sehingga memudahkan agama Hindu dan Budha masuk dan berkembang pesat. Garis besar sejarah bangsa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Masa-masa kejayaan kerajaan Hindu Budha seperti kerajaan Mataram, Majapahit, Sriwijaya dan Kutai.
- Kedatangan Islam ke Indonesia pada abad ke-15. Agama Islam datang dengan damai yang ditandai dengan penerimaan masyarakat Indonesia pada saat itu dan pemanfaatan budaya lokal dalam penyebaran Islam.
- Kedatangan bangsa Eropa yaitu Portugis, Spanyol dan Belanda dengan tujuan perdagangan yang berujung pada kolonialisasi Indonesia. Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1596 dan menjajah Indonesia selama 350 tahun. Selama masa kolonialisasi, Belanda mengeksploitasi Indonesia dengan kerja paksa dan tanam paksa. Belanda mengeruk hingga 850 juta gulden/15,4milyar gulden selama kolonialisasi. Selain menimbulkan korban meninggal, kolonialisasi meninggalkan kebodohan pada bangsa Indonesia. Selama masa ini, banyak perjuangan kedaerahan yang dilakukan oleh para pahlawan nasional.
- Perjuangan yang bersifat nasional digagas oleh para pemuda Indonesia yang mendapat kesempatan sekolah hingga ke luar negeri. Kesempatan ini muncul sebagai akibat dari berkembangnya faham kebebasan di Eropa setelah revolusi Prancis. Para pemuda Indonesia saat itu membentuk organisasi kepemudaan, nasional dan kedaerahan (Budi Utomo, Syarikat Dagang Indonesia atau Jong Celebes dsb). Kesadaran bersatu memuncak dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928 hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
- Masa mempertahankan kemerdekaan dan pembangunan. Setelah proklamasi, Belanda masih mencoba menjajah Indonesia dengan melakukan agresi militer. Upaya ini berhasil ditanggulangi sehingga akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia secara penuh. Pada masa pemerintahan presiden RI pertama, Soekarno, indonesia berhasil menampilkan diri sebagai bangsa yang berpendirian teguh dengan prinsip kemandirian dan sebagai penggagas gerakan non blok. Presiden Soekarno pernah berkata bahwa Amerika Serikat dan negeri-negeri Barat pendukungnya dengan terbuka dan lebih-lebih secara gelap mengaduk-aduk negeri orang lain dengan sasaran utama negara dunia ketiga. Presiden Soekarno diturunkan setelah terjadi peristiwa G30S PKI yang diduga ditunggani asing dalam menjungkalkan Soekarno yang tidak pro Barat.
Sejarah panjang bangsa Indonesia memberikan pelajaran bahwa sejak dahulu bangsa asing selalu berusaha mengambil keuntungan dari melimpahnya kekayaan Indonesia melalui berbagai cara. Perjuangan kemerdekaan merupakan perjuangan hidup mati yang sangat mahal yang dilakukan para pahlawan yang memiliki integritas dan kecintaan pada Indonesia agar Indonesia menjadi negara merdeka dan sejahtera.
Keterbelakangan atau Ketertinggalan Bangsa Indonesia
Berdasarkan pada paparan pada tulisan diatas, masa kolonialisasi selain meninggalkan kerugian karena dijarahnya harta kekayaan alam Indonesia juga meninggalkan kebodohan karena tertutupnya peluang bagi orang Indonesia pada saat itu untuk bersekolah. Selama 350 tahun masa kolonialisasi, bangsa-bangsa di dunia berhasil menemukan berbagai teknologi baru yang mampu mengangkat kesejahteraan masyarakatnya. Selain teknologi, perubahan sistem sosial dan pemikiran sosial berkembang pesat di luar Indonesia. Rasa yakin Soekarno dibuktikan dengan paham marhaenisme yang menitikberatkan pada kemandirian dan menghindari ketergantungan pada bangsa lain. Meskipun demikian usaha ini tidak berjalan mulus karena banyaknya masalah dalam negeri sehingga kondisi ini dimanfaatkan pihak asing dengan menggunakan berbagai trik sehingga bisa memasuki Indonesia melalui berbagai kerjasama namun sangat menguntungkan pihak asing. Karena keterbelakangan ini, perbedaan kondisi Indonesia dengan bangsa asing sangat mencolok dalam hal ekonomi. Pendapatan perkapaita Indonesia pada tahun 2008 US $ 3.400 sedangkan Luxembourg mencapai US $ 80.800.
Rentan Didominasi Bangsa Asing
Hubungan antar bangsa secara alami akan mengarah pada dominasi dan didominasi. Dominasi asing di Indonesia sudah berlangsung sejak dulu hingga detik ini. Sikap Indonesia yang mudah didominasi asing disebabkan beberapa hal yaitu :
- 1. Ketertinggalan dalam kemampuan mengembangkan diri akibat lamanya masa kolonialisasi sehingga menghasilkan sikap yang rentan, mudah dipermainkan dan dikecoh.
- 2. Tekanan bangsa asing atas segala kebijakan yang diambil di Indonesia sehingga kebijakan tersebut menguntungkan mereka dan merugikan kita. Contoh tekanan asing agar swasta boleh berhutang langsung ke luar negeri membuat hutang swasta ke luar negeri membengkak dan membuat Indonesia terpuruk dalam krisis moneter tahun 1997.
Ekspansi Bangsa Asing
Kisah upaya-upaya bangsa di dunia untuk mendominasi percaturan dunia tercatat dengan jelas. Kita bisa melihat dengan jelas upaya Amerika Serikat mendominasi dunia saat ini dengan berbagai cara dan membaca sejarah pelayaran banga Eropa untuk menemukan dan menaklukan dunia baru. Secara khusus, Amerika Serikat pada masa pelayaran banyak mengirimkan ekspedisi untuk menaklukan dunia baru sehingga berhasil menganeksasi negara-negara Pasifik. Pada saat ini, cara Amerika dilakukan dengan upaya ekonomi, militer dan operasi intelijen. Amerika Serikat menyerang negara yang dianggap bersebrangan atau berbahaya menurut definisi mereka misalnya Irak dan Afganistan. John Perkins dalam bukunya mengungkapkan perannya sebagai seorang hitman agar memanipulasi kebijakan kerjasama ekonomi dengan Indonesia dan negara latin sehingga kebijakan tersebut malah mencekik leher Indonesia dan negara latin. Operasi intelijen diduga terlibat dalam tragedi G30S PKI dengan mengadu domba komunis dengan angkatan bersenjata sehingga pada akhirnya menumbangkan kekuasaaan Soekarno yang anti nasionalis.
Banga Indonesia sebenarnya bisa belajar dari negara Asia lain yaitu Jepang yang berhasil bangkit mengejar ketertinggalan dari negara barat hanya dalam dua puluh lima tahun. Kesadaran ini muncul setelah kegagalan rezim Tokugawa membendung kedatangan Amerika Serikat. Generasi muda Jepang menyadari bahwa mereka bisa menjadi negara yang dan kuat secara militer dengan menguasai teknologi barat dan cara perdagangan barat. Kemampuan mengerjar ketertinggalan dalam waktu yang cepat ini dorong oleh faktor semangat samurai (rasa harga diri dan kehormatan yang tinggi), modal sosial berupa kepercayaan dan rasa hormat kepada pemerintah.
Selain Amerika Serikat dan Jepang yang patut diperhitungkan dalam upaya ekspansi, ada satu bangsa di dunia ini yang terkenal dengan semangatnya menguasai dunia yaitu yahudi. Yahudi merupakan bangsa tua yang banyak tercatat kiprahnya dalam kitab suci agama Samawi. Dalam berbagai kitab suci, kita mengetahui bahwa yahudi adalah bangsa yang dikarunia kecerdasan namun selalu tersiksa dan terusir dari negerinya. Selain itu mereka terkenal arogan dan memandang rendah bangsa lain karena merasa bahwa yahudi lah bangsa terpilih. Karena terusir, yahudi menyebar di berbagai negara dan benci terhadap semua bangsa. Keyakinan sebagai bangsa terpilih, yerusalem sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk banga yahudi mengantarkan yahudi untuk menguasai dunia. Dalam dokumen The Protocols disebutkan bahwa rencana Yahudi dalam menguasai dunia dilakukan dengan cara yang licik, curang, pengkhianatan, politik adu domba, penyuapan, intrik politik dan penyokongan untuk berebut kekuasaaan. Dalam buku The Protocols of The Meetings of The Elders Zion, teori penaklukan damai dunia oleh Zion dilakukan dengan sebuah skema. Para petinggi Yahudi banyak berdiri sebagai tokoh dibalik layar pemerintahan di Amerika dan Eropa. Buku the invisible government secara lugas menyebutkan pemerintah bayangan yang mengendalikan pemerintahan yang terlihat yaitu Yahudi. Kita bisa melihat fakta ini dengan melihat dukungan AS terhadap Israel yang membabi buta.
Cara-cara Yahudi dalam menaklukan dunia :
- Menawarkan dana, syahwat dan rasa serakah pada materi.
- Pers
- Menjauhkan manusia dari Tuhan dan mengobarkan semangat material dan penghitungan aritmatika (ilmiah).
- Mendiskreditkan para pemuka agama non Yahudi
- Perbudakan bangsa non Yahudi melalui industrialisasi
- Penghancuran industri negara lain dengan paket bantuan keuangan dan perjanjian ekonomi (kewajiban utang).
- Menciptakan keadaaan bergejolak, permusuhan, dan perselisihan.
Upaya Bangsa Asing Menguasai Indonesia
- Upaya CIA dalam menggulingkan Soekarno yang nasionalis dan tidak pro Barat pada tahun 1965 terungkap dalam dokumen deklasifikasi yaitu Memorandum CIA untuk State Department 18 September 1964.
- Analisis Noam Chomsky dan ES Herman bahwa Indonesia mengalami kehilangan kemandirian dibawah state capitalism dan fasisme rezim Soeharto.
- George Kahin dalam bukunya Subversion as Foreign Policy : The Secret Einshower an Dulles Debacle in Indonesia menjelaskan bahwa subversi menjadi alat kebijakan luar negeri Indonesia terhadap Indonesia.
- James Petras menelusuri bahwa Amerika Serikat saat ini telah dikuasai oleh Yahudi yang memiliki agenda menguasai dunia melalui cara-caranya. Salah satu cara yang digunakan adalah paket bantuan berupa utang kepada Indonesia yang tujuan sebenarnya adalah untuk keuntungan korporasi dan pribadi Amerika Serikat. Hal senada diungkapkan oleh Elizabeth Fuller Colins bahwa bantuan utang dan penyesuaian struktural adalah jebakan Amerika.
- Perusahaan-perusahaan asing besar yang beroperasi di Indonesia sebagian besar milik Yahudi.
- Konsep pembangunan ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru yang disusun para lulusan Berkeley yang terkenal sebagai trickle down effect dimana (salah satunya) menganjurkan agar gaji pegawai negeri kecil sehingga terakumulasi dana untuk pembangunan masyarakat. Konsep ini mendorong para pegawai negeri untuk memenuhi kebutuhannya dan secara tidak langsung mendorong mereka korupsi.
Fakta-fakta diatas menunjukan bahwa minat asing atas Indonesia sangat jelas. Berbagai usaha-usaha yang dilakukan atas Indonesia menunjukan fakta yang jelas bahwa skema Yahudi dalam menguasai Indonesia (dan dunia) sedang berlangsung. Upaya-upaya mereka dengan jelas mendorong suburnya prilaku korupsi di Indonesia. Korupsi bukanlah sifat dasar bangsa Indonesia sebagaimana yahudi dengan sikap liciknya maka jalan terang menuju Indonesia bebas korupsi adalah kemungkinan yang bisa dilaksanakan.
Review
Buku ini menyatatakan sebuah antitesis atas julukan Indonesia adalah negara korup. Indonesia bukan negara korup berniat mengurai fakta bahwa Indonesia memang bukan negara yang penduduknya gemar korupsi.
Julukan berdasarkan definisi dalam wikipedia adalah nama seseorang yang bukan asli, tidak resmi dan bersifat sosial. Julukan diberikan berdasarkan karakter atau ciri khas yang dapat mudah diingat. Orang yang secara fisik botak mungkin akan dijuluki botak dan orang yang gemar belajar biasa disebut si rajin. Maka tesis bahwa Indonesia adalah bangsa korup didasarkan pada karakter yaitu orang Indonesia suka korupsi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terkorup di Asia berdasarkan index persepsi korupsi Transparency International, kasus korupsi yang banyak terkuak oleh penegak hukum hingga anomali antara kemiskinan yang merajalela dan kekayaan alam yang melimpah ruah. Paparan dalam buku ini harus bisa mematahkan argumen diatas.
Dalam buku ini, kesimpulan akhirnya adalah korupsi merupakan hasil sistematis asing yaitu Yahudi melalui berbagai skemanya yang dijalankan melalui Amerika Serikat sehingga mendorong Indonesia pada kemiskinan, pengurasan harta kekayaan alam oleh asing hingga penciptaan kondisi agar PNS melakukan korupsi karena didorong oleh naluri pemenuhan kebutuhan akibat gaji yang kecil. Maka, Indonesia bukan bangsa korup namun korban sebuah permainan kotor bangsa asing untuk menguasai dunia yang menghancurkan Indonesia melalui dorongan korupsi.
Pada akhirnya, saya merasa bahwa buku ini berniat mengajak kita semua yakin bahwa pada dasarnya kita bukan bangsa yang gemar korupsi. Buku ini ingin menggugah kesadaran bahwa Indonesia harus berjuang melawan upaya asing yang dilakukan secara terang dan gelap dalam menghancurkan dan menguasai Indonesia.
Akan menjadi lebih berbobot apabila buku ini bukan sekedar mengurai kenapa namun secara komprehensif lagi mencari keseluruhan akar masalah berurat akarnya korupsi di Indonesia. Paparan menyeluruh akan menjadi gerbang awal dalam memikirkan upaya-upaya pencegahannya. Korupsi adalah produk dari mental manusia, sistem operasional dan kebijakan-kebijakan yang ada di atasnya. Kesadaran bahwa kebijakan indonesia terkooptasi agenda asing tidak membuat masalah korupsi selesai. Indonesia perlu membenahi mental manusianya, membenahi sistemnya sehingga tercipta sumberdaya manusia yang memiliki integritas tinggi dan sistem yang menjami tata kelola pemerintahan yang baik.
Saya pernah membaca bahwa integritas adalah salah satu karakter bangsa Indonesia yang telah diwariskan sejak zaman dahulu yaitu integritas untuk menjaga keramahan, kerukunan dan modal sosial. Peperangan yang ada pada saat itu terjadi karena (umumnya) pergantian kekuasaaan dan bukan karena agama dominan di suatu kerajaan. Saya yakin ada banyak sifat baik bangsa Indonesia dan yakinlah kalau Indonesia bukan bangsa korup adalah benar.
download
download
1 comment:
Sangat disayangkan masyarakat Indonesia belum terbiasa dg membaca buku, sehingga banyak buku yg bagus tapi tdk terbaca krn minimnya minat baca itu.
Post a Comment